Mungkin yang bisa dirasakan
Bandung sekarang adalah keringat dinginnya yang mengalir lancar melalui
lika-liku paras wajahnya. Entah syukur atau rutuk yang harus dikomat-kamitkan
dari bibirnya. Giginya gemertakan tanda dia sedang tak bernyawa: mereka akan
berhenti bergemertak ketika Bandung sudah mengumpulkan nyawanya.
Hamparan 'tidak' di sekitar mereka menjadi hakim pengadilan pantomim.
Di depannya, representasi Tuhan yang hidup di semesta. Jembatan antara ‘Si’ dan ‘Sang’. Sejak dua abad yang lalu ditemukan hubungan elektrikal psikis antara dua makhluk acak di semesta, Bandung tak pernah berbenak segila ini.
Darahnya mengalir dalam sukma Nebula Elang, makhluk terbesar di jagat realita.
pertama gue baca judulnya tuh trasgender Fin makanya gue excited banget buat baca siapa tau elu udah transgender, alhamdu?!!!!lillah~
ReplyDelete